BATTLE ROYALE II: REQUIEM (2003)
Setelah selamat dari ajang "Battle Royale", Nanahara Shuya kini membentuk sebuah gerakan pemberontakan dan terorisme bernama "Wild Seven". Misi dari gerakan ini adalah memerangi para orang tua yang sudah mempermainkan para remaja dan anak muda hingga mereka saling bunuh. Disisi lain sekelompok siswa kelas III SMP dikirim lagi untuk mengikuti BR 2 yang merupakan "Battle Royale" versi baru. Disini para siswa tersebut akan dikirim ke pulau yang sama dengan film pertama dimana pulau itu kini telah diduduki oleh Shuya dan anak buahnya. Para peserta kini diharuskan membunuh Shuya dalam waktu tiga hari atau mereka semua akan mati. Sama seperti film pertama mereka juga akan menggunakan kalung peledak yang bedanya kalin ini efeknya berpasangan jika satu mati pasangannya ikut mati.
Film kedua ini tidak seharusnya dibuat. Plot berperang melawan orang tua adalah sangat konyol. Jika film pertama meski tidak masuk akal tapi saya rasa masih bisa diterima untuk ukuran film "gila". Tapi plot di film kedua ini untuk ukuran film sinting juga sudah tidak masuk akal. Banyak pengulangan adegan dari film pertama yang keefektifitasannya menurun drastis walaupun film keduanya ini juga sama seperti film pertamanya yang tidak banyak basa-basi dan langsung berusaha memulai inti ceritanya sebelum durasi menginjka 10 menit. Karakter utamanya juga sama saja dimana Takuma seperti kopian dari Shuya hanya saja akting Shugo Oshinari lebih buruk lagi dan karakternya lebih menyebalkan. Karakter Shuya juga tidak menunjukkan perkembangan padahal sudah menjadi pemimpin gerakan terorisme. Karakter sampingan lainnya malah terasa tidak ada harganya tidak seperti di film pertama. Nuansanya jadi lebih seperti film action biasa daripada thriller. Tidak ada ketegangan tentang "siapa yang akan mati?" atau "siapa yang sebenarnya jahat?" layaknya film pertama. Dari awal hingga akhir film ini payah. Karakternya payah, aktingnya payah, ceritanya apalagi. Durasinya juga lebih lama dan membuat film ini sangat membosankan. Tidak ada rasa miris atau haru melihat film keduanya ini, hanya rasa bosan dan kesal saking bodoh dan konyolnya film ini. Jika film pertama adalah masterpiece maka film keduanya ini adalah piece of sh*t.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar