Japanese
Consumer Cooperation Union (JCCU), sebuah koperasi di Jepang yang
memiliki omset Rp 270 Triliun dengan anggota 28 juta orang.
Liputan6.com, Jakarta
Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) studi banding
ke Japanese Consumer Cooperative Union (JCCU), sebuah koperasi beromzet
Rp 270 triliun dengan anggota 28 juta orang.
Kepala Dinas KUMKM Provinsi Jabar, Dudi Sudradjat Abdurachim,
mengatakan maksud kunjungannya selain studi, juga menjajaki kemungkinan
kerja sama ke depannya dengan koperasi terbesar di Negeri Sakura itu.
"Kami harapkan ke depannya koperasi-koperasi di Jawa Barat bisa kerja
sama ke depan dengan JCCU, terutama tentang pengembangan bisnis dan
sistem manajemen koperasi yang sudah sedemikian maju dan berdampak
kesejahteraan anggotanya," katanya melalui Kasubag Humas Pemprov Jabar
Aziz Zulficar dari Shibuya, Tokyo, Kamis (24/11).
Menurut Dudi, jumlah penduduk Jabar yang 46 juta atau 20% dari
penduduk Indonesia adalah aset yang sangat besar dibandingkan dengan
anggota JCCU. Hanya saja diperlukan optimalisasi dan pembinaan
berkelanjutan agar KUMKM di Jabar bisa memberi dampak sehebat JCCU.
"Jabar sudah punya KPSBU (Koperasi Petani Susu Bandung Utara) yang
sudah maju dan memiliki 5000 anggota. Studi banding ini memberikan
wawasan baru, agar pengembangan ke depan lebih baik," ujar Dudi.
Provinsi Jawa Barat juga mencatat sejarah koperasi pertama berdiri di
Indonesia yakni di Tasikmalaya tahun 1947, sehingga sudah selayaknya
menjadikan koperasi sebagai basis perekonomiannya.
Sekilas saja, kata Dudi, kunci keberhasilan JCCU yang harus diadopsi
pihaknya adalah optimalisasi pelayanan kepada anggota. Komunikasi dan
relasi bisnis dengan anggota menjadi fokus semua pelayanan yang
dilakukan.
"Dengan memanfaatkan teknologi informasi sistem pelayanan delivery
order ke rumah-rumah anggota menjadi unggulan.Terbukanya informasi
mengenai produk baik dari sisi ketersediaan dan kualitas membuat puluhan
juta anggota koperasi konsumen di Jepang menjadi sangat loyal dan tidak
bergeser ke toko-toko privat yang lain," sambungnya.
Tentang JCCU
Japanese
Consumer Cooperation Union (JCCU), sebuah koperasi di Jepang yang
memiliki omset Rp 270 Triliun dengan anggota 28 juta orang.
Haruyoshi Amana, Manager Public Relation JCCU, mengatakan kerja sama
tersebut sangat memungkinkan karena awal mula koperasi tersebut juga
bermula dari semangat kebersamaan.
"JCCU dibentuk sebagai wadah bersama pengembangan koperasi di Jepang
khususnya bidang pemasaran agrikultur produk petani. Kini, kami sudah
bekerja sama dengan UNICEF terkait pendidikan anak di Mozambiek dan
negara lainnya di Afrika, sehingga memungkinkan pula bekerja sama dengan
Pemprov Jabar," katanya.
Menurut dia, setelah dipelopori Co-Op Kobe (koperasi konsumen
pertama) tahun 1879, koperasi di Jepang berkembang terutama di
kantong-kantong industri seperti Tokyo, Kyoto, Fukushima dan Kansai.
Sejarah kelam perang dunia kemudian menggoncang perkoperasian di
negara maju itu, sebelum akhirnya mayoritas koperasi pionir bersatu
dalam wadah JCCU pada tahun 1951. Saat ini, sambung Haruyoshi, JCCU
memiliki 586 koperasi konsumen sebagai anggota dengan 28 juta lebih
penduduk Jepang menjadi anggota gerakan koperasi konsumen ini.
Kini, mereka memiliki 967 toko tersebar di seantero negeri, total
omset koperasi konsumen di bawah JCCU ini mencapai 2,7 triliun yen ini
setara dengan 270 triliun rupiah. Sebuah angka yang menakjubkan untuk
ukuran koperasi di Indonesia.
"JCCU telah menjelma menjadi perusahaan raksasa. Hampir seribu toko
koperasi di Jepang ini juga didukung perwakilan perusahaan di negara
lain. Kantor kami di luar negeri dengan label CO-OP TRADE beroperasi di
Washington-USA, Shanghai, Hongkong, Ho Chin Min, Bangkok dan Singapura,"
katanya.
Kantor perwakilan ini berfungsi untuk memperdagangkan dan memasok
produk kebutuhan koperasi konsumen warga Jepang di luar negeri, dan
berkembang kepada pelayanan bidang lainnya.
sumber :http://regional.liputan6.com/read/2661815/menimba-ilmu-dari-koperasi-jepang-beromzet-rp-270-triliun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar